Wednesday, March 31, 2010

Depok Baru to Gatot Subroto


Tulisan ini semoga terbaca oleh pegawai dan pejabat Departemen Perhubungan, dinas perhubungan, atau siapapun yang mempunyai tanggung jawab mengatur lalulintas di negeri ini, khusunya jakarta dan sekitarnya.
Mungkin ini adalah kejengkelan saya terhadap manajemen transportasi di megapolitan Jabodetabek. Rumah saya di Depok, jarak ke kantor saya di daerah Gatot Subroto adalah 21 Km. Namun jarak yang relatif dekat ini (he..he..dibanding yang 30km keatas kan relatif deket...) harus ditempuh dalam waktu yang lama dan bervariasi, tergantung kondisi lalu lintas. Bisa 45 menit, bisa 1 jam, bisa 1,5 jam, tapi bisa juga 3 jam. Semua tergantung kondisi lalu lintas, melintas jam berapa, hujan apa enggak, ada kejadian aneh apa enggak (mobil mogok, etc, %*#&*).
Dari berbagai mode transportasi, saya sudah mencoba 3 mode transportasi: Sepeda Motor, Mobil, dan terakhir Kereta Rel Listrik (KRL). Semua ada plus minusnya...

Moda Sepeda Motor
Kekantor rata-rata dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam, berangkat jam 06.30 sampai kantor jam 07.50. dengan jalur Depok, Jagakarsa, Lenteng Agung, Pasar Minggu, Pancoran, Kuningan dan Gatot Subroto. Rute paling parah adalah sehabis underpass pasar minggu sampai pancoran. Walaupun anda naik motor, niscaya anda gak bisa srobot sana srobot sini, "tanya kenapa?" karena saking banyaknya volume kendaraan yang gak sebanding dengan lebar ruas jalan.
Plusnya adalah plus asap mobil, motor, solar dan debu, serta pegel2 di kaki dan badan. Kalau Hujan gak Kepanasan, kalau panas gak kehujanan. Minusnya adalah minus bensin alias mode irit. Beli bensin Rp. 15.000 bisa untuk bolak-balik 3 hari, murah tho. mungkin ini salah satu alasan meledaknya jumlah motor di Jakarta.

Moda Mobil
Moda ini digunakan kalau terpaksa, misal cuaca pas berangkat lagi hujan deras, ada keperluan misal meeting diluar, mau main futsal habis jam kantor, or ada acara lain. Harus berangkat pagi-pagi, jam 05.30, dengan rute yang sama akan sampai kantor jam 06.30, cepetkan cuma 1 jam...tapi pagi-pagi buta he..he... kalau berangkat jam 06.00 atau jam 06.30 sampai kantor bisa jam 09.00...what a wonderful Jakarta. Plusnya adalah kaki kiri pegel-pegel main kopling (mode manual belum matic....laki-laki sejati, oper gigi).

Moda Kereta Rel Listrik Sebenernya ini adalah moda yang paling feasible, cepat, awalnya nyaman, relatif murah. Untuk tiket KRL Express Depok-Dukuh Atas/Sudirman seharga Rp. 9.000. Cepat: karena dari Depok-Dukuh Atas Sudirman cuman dibutuhkan waktu paling lama 30 menit (dengan catatan everything is OK). Maksudnya OKe adalah tidak ada kereta mogok, tidak terjadi kerusakan teknis kereta, tidak ada kereta yang anjlok, tidak ada...tidak ada...dst.

Berangkat jam 06.40 sampai Dukuh atas jam 07.10. Kereta trip ini awalnya tidak penuh-penuh banget, tapi sekarang (saat ditulis akhir maret 2010), hm..hm..kereta ini gak nyaman lagi. terlalu banyak orang yang mau naik kereta ini. Sementara gerbong malah cuman 6 gerbong dari yang dulunya 8 gerbong. Akibatnya penuh, berdesak-desakkan, O2 menjadi rebutan...(masih dingin sih). So, dari Depok ke Dukuh Atas pasti berdiri, yang pake pada bawa kursi sendiri juga gak bisa pake...tereta ini terlalu penuh. Dari dukuh atas disambung pake Metromini 604 eh... 640. Posisi paling enak adalah duduk di kursi panjang paling belakang. lumayan buat ngobatin desak-desak 30 menit dikereta. fiuh...h...h.h.. Tapi moda paling nyama masih tetap KRL compare the 2 others. Semoga KRL menjadi lebih baik, lebih mengerti kemauan konsumen, lebih tepat waktu, lebih..lebih yang lain...
tut..tut..jeg-jeg..jeg-jeg....

Monday, March 29, 2010

Google Scholar

Google memang mesin pencari yang hebat. Program ini melakukan kustomisasi pelanggannya. Mulai dari mencari alamat situs, gambar, buku, terjemahan, dll. Untuk orang yang suka membaca, mencari artikel ilmiah, referensi, dari skripsi, thesis, disertasi, buku-buku dari berbagai bidang dapat menggunakan google scholar. Tulis aja http://scholar.google.com atau http://scholar.google.co.id.

Seperti pada pencarian google biasa, langkahnya:
1. masuk ke http://scholar.google.com atau http://scholar.google.co.id.
2. Setelah masuk, tulis nama pengarang atau tokoh yang akan kita cari. Misal Peter drucker. Didapat hasil 45.900 (dilakukan pada 29 Maret 2010 jam 11.19 WIB).

3.
Pilih artikel yang dibutuhkan.

Wednesday, March 24, 2010

Strategic Job Readiness



Kontribusi SDM melalui CBHRM untuk menjadi strategic partner

Berdasarkan penelitian, hanya 10% dari strategi yang dirancang dengan benar akan dieksekusi dengan baik dan berhasil mengangkat kinerja perusahaan. Apalagi kalau strateginya dirancang dengan salah, tambah parahlah perusahaan itu. If you fail to plan, than you plan to fail. Eksekusi strategi menjadi sebuah masalah pelik yang sedang mengemuka. Banyak perusahaan berusaha mengatasi hal ini. Kaplan dan Norton (Pengarang metode Balanced Scorecard) menganjurkan perusahaan menjalankan 5 prinsip dan dikenal dengan Strategy Performance Focused Organization (SPFO). Secara sederhana 5 prinsip tersebut diterjemahkan dengan adanya:

· Kepemimpinan yang berwibawa (tahu kemana organisasi dibawa dan mampu mempengaruhi orang2 didalam organisasi untuk mencapai tujuan/sasaran organisasi);

· Penerjemahan strategy menjadi hal-hal operasional, yakni: misi, visi, penetapan peta strategi, sasaran2, target, ukuran kinerja

· Membuat kesesuaian antara tujuan besar perusahaan dengan unit-unit kerja, proses bisnis, vertical alignment dan horizontal alignment.

· Memotivasi individu-individu didalam organisasi untuk mencapai strategi perusahaan. Hal ini dilakukan dengan melakukan komunikasi dan training terhadap karyawan disemua level, memberikan reward disesuaikan dengan pencapaian sasaran organisasi.

· Membuat strategy sebagai sebuah proses yang berkelanjutan. Dilakukan dengan pertemuan rutin membahas pencapaian sasaran perusahaan (bulanan, triwulanan dan tahunan), melakukan tindakan perbaikan untuk mencapai sasaran organisasi.

Dari ke-lima prinsip diatas, pada bagian mana SDM dapat berkontribusi? Bagaimana SDM dapat berfungsi menjadi sebuah unit yang tidak hanya berfungsi administratif, mengurusi gaji, jadwal cuti, pembayaran uang makan, masalah absen, kenaikan golongan, grade? Namun menjadi sebuah unit yang berfungsi sebagai strategic partner/mitra strategis mencapai tujuan-tujuan strategis perusahaan.

Salah satu aspek yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan strategic job readiness. Konsep ini dapat diartikan sebagai kesiapan dari jabatan-jabatan kunci untuk melaksanakan strategi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai nilai strategic job readiness rendah mempunyai kemungkinan besar akan gagal dalam mengeksekusi strategi. Untuk dapat menentukan berapa nilai strategic job readiness, kita memerlukan perusahaan yang telah menerapkan Balanced scorecard dan pengelolaan SDM berbasis kompetensi/CBHRM. Disinilah peran CBHRM yang akan memudahkan kita menerapkan berbagai strategi penting. Intinya adalah membuat ukuran yang jelas tentang perilaku yang dibutuhkan.

Seperti diketahui, BSC memetakan sasaran2 penting yang harus dicapai perusahaan. Untuk mencapai sasaran-sasaran penting ini perusahaan memerlukan proses-proses yang dapat mendukung tercapainya sasaran-sasaran tadi. Sebagai contoh perusahaan diumpamakan mempunyai sasaran: meningkatkan kualitas data customer. Berkualitas artinya data customer valid, sesuai dengan kenyataan, baik data upah, data demografi tenaga kerja (nama ibu, tanggal lahir, dan keterangan lainnya). Gambar berikut memberikan ilustrasi penghitungan nilai strategic job readiness. Sekali lagi, ini hanya sebuah ilustrasi dan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.


Gambar disamping dimulai dari proses strategis yang dibutuhkan Jamsostek, yakni meningkatkan kualitas data kepesertaan.

Job title yang berperan penting untuk mendapatkan kualitas data kepesertaan adalah Account Executive.

Hal itu dapat dilakukan oleh account executive-account executive yang mempunyai kompetensi. Kompeten dalam hal (hal ini terlihat dari kamus kompetensi-job profile):

· Pengetahuan: mempunyai customer knowledge dan marketing communication

· Ketrampilan: mempunyai relationship management skills dan database management skills

· Sikap: Customer Partnership dan Achievement Orientation

Berdasarkan analisa kebutuhan, ternyata dibutuhkan 450 orang Account executive yang mempunyai profile kompetensi diatas. Hasil dari assesmen terhadap 400 orang AE ternyata hanya terdapat 150 orang yang mempunyai kemampuan kompetensi diatas. Sehingga dapat dikatakan bahwa strategic job readiness untuk mengeksekusi strategi peningkatan kualitas data kepesertaan hanya 33,34%. Jika saja factor kesuksesan strategi “peningkatan kualitas data kepesertaan” itu 100% diasumsikan berasal dari factor SDM, maka dapat diprediksikan bahwa strategi ini hanya akan berhasil dieksekusi sebesar 33,34% saja.

Dengan keadaan diatas, berarti perusahaan harus melakukan training/pengembangan karyawan terhadap 300 orang AEO untuk dapat melakukan perbaikan kualitas data kepesertaan.

Dari ilustrasi diatas, Nampak bahwa perusahaan dapat menyelaraskan dua system yakni Balanced Scorecard (BSC) dan Competency Based Human Resource Management (CBHRM). BSC berkaitan dengan pilihan-pilihan strategi, sementara CBHRM mendorong dari sisi eksekusi strategi dalam bidang SDM, mulai dari identifikasi kebutuhan pengembangan karyawan, posisi kesiapan SDM untuk mengeksekusi sebuah strategi.

Referensi:

- Kaplan, Robert S, and David P. Norton, Strategy Maps: Converting Intangible Assets Into Tangible Outcomes, Boston-Harvard Business School Publishing, 2004.

- Model dan Kamus Kompetensi PT. Jamsostek (Persero), 2008.